Terkait bantuan pembangunan jalan TPU, Ketua RT dan Tomas Pertanyakan Transparansi Dana Dari Donatur yang diterima Lurah

MUSI RAWAS, Petira – Polemik yang melanda perangkat di kelurahan Muara Enim, antara Lurah dan Ketua-Ketua RT perihal pembangunan jalan TPU di RT.8 yang dilanjutkan pengerjaannya secara swadaya, menimbulkan protes warga karna ketua-ketua RT dan panitia pembangunan jalan TPU mempertanyakan dana yang diterima dari salah satu donatur kepada Lurah Muara Enim.


Terpantau Lurah Luluk Kholifah bersama Bhabinkamtibmas Aiptu Ibrahim, Babisa Serma. Hendra Aferi, beberapa ketua – ketua RT, Ketua LPM, Bendahara LPM, Tokoh Masyarakat A.Karim Antoni, Guna Sari, Edi Rizal, Panitia pembangunan TPU, melakukan pertemuan pagi hari ini, Senin (27/6) di Kantor Kelurahan Muara Enim guna membahas permasalahan yang mencuat di kelurahan Muara Enim menyangkut bantuan dari donatur Manajemen SPBU Taba Jemekeh (Dewinda Grup).


Dalam kesempatan itu Ketua RT.2 Solihin dalam rapat itu mewakili RT-RT mempertanyakan transparansi dana yang diserahkan donatur, karna donatur bapak johanes itu ber foto di tpu jadi bantian itu jelas peruntukannya untuk pembangunan jalan. berapa nominalnya sehingga warga mendapatkan kejelasan.
Guna Sari tokoh masyarakat yang juga mantan lurah muara enim meminta agar lurah memperjelaskan apakah bantuan ini, aoakah untuk kelurahan, apakah untuk masjid atau untuk pembangunan jalan TPU. Kalo memang untuk TPU yo seharusnya serahkan dengan bendahara Tpu nyo. Juga salah satu pemuda Asep mengatakan masyarakat yang datang kesini ingin mengkonfirmasi terkait dengan praduga dan prasangka yang tak enak, yang ditanyakan masyarakat adalah transparansi karna pada saat penyerahan bantuan itu saya ada di lokasi(tanggal 30 mei), dan sepengetahuan saya memang bantuan itu pada hari itu untuk pembangunan Di RT 8 (TPU), intinya masyarakat mempertanyakan transparansi.


Pada saat yang sama Lurah mengklarifikasi isu yang beredar ditengah masyarakat bahwa bantuan dari donatur , ia (donatur) tidak mau nominalnya diketahui, sehingga bantuan yang diserahkan saya tidak bisa menjawab nominal nya berapa, ujar Luluk. Karna ada laporan yang masuk di kantor bahwa pembangunan sudah selesai sehingga, kalaupun memang tidak mau menyebutkan nominal nya baiknya diserahkan saja ke panitia pembangunan TPU nanti biar lah masyarakat nanti yang meminta laporan dari panitia berapa dana yang sudah terkumpul ujar aktivis GMNI ini.

Beberapa tokoh masysrakat menyayangkan sikap bu lurah, karna di alam demokrasi apapun menyangkut publik perlu keterbukaan, dan selama ini tidak pernh ada kegaduhan seperti ini di kelurahan muara enim kata tokoh masyarakat Karim Antoni.

Menurut lurah ada alasan mengapa bantuan itu tidak saya serahkan lagi ke panitia pembangunan jalan TPU karna saya merasa laporan mereka tidak transparan ke lurah semestinya panitia tidak memberikan laporannya tentang penggunaan dana yang sudah terkumpul, pengeluarannya dan bukti pengeluarannya, nanti baru saya serahkan bantuan itu.
Setelah melalui rapat dan diskusi yang panjang Lurah, Ketua LPM, Babinsa dan Babinkamtibmas merumuskan kesepakatan yang mana Lurah akan menyerahkan bantuan itu kepada panitia pembangunan jalan TPU. (BH-01)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *